NUNUKAN — Kegiatan Advokasi Pemanfaatan Rapor Pendidikan bagi Pemerintah Daerah dan Sekolah se-Kalimantan Utara resmi dibuka oleh Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri, Selasa (20/5/2025). Acara yang berlangsung di ruang serbaguna lantai V Kantor Bupati Nunukan ini digelar oleh BPMP Provinsi Kalimantan Utara bekerja sama dengan Inovasi Provinsi Kaltara.
Kegiatan ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari Ketua Tim Kerja Evaluasi Pendidikan Kemendikdasmen Fransisca Nur’ainu Krisna, Dekan FKIP Universitas Borneo Tarakan Dr. Arifin, hingga kepala dinas pendidikan dari kabupaten/kota se-Kaltara, perwakilan sekolah dasar negeri dan madrasah, serta fasilitator daerah dan gugus.
Dalam sambutannya, Bupati Irwan menyampaikan apresiasi kepada BPMP dan Inovasi atas terselenggaranya kegiatan ini yang dinilainya sangat penting dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan di daerah.
“Rapor pendidikan adalah alat bantu strategis yang memberi gambaran menyeluruh mengenai kondisi satuan pendidikan. Ini sangat berguna sebagai dasar pengambilan keputusan, perencanaan program, hingga evaluasi capaian pendidikan,” jelas Bupati.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada para guru atas dedikasi dan komitmennya di tengah berbagai keterbatasan yang dihadapi.
“Saya tahu perjuangan para guru di lapangan tidak mudah. Terima kasih karena tetap semangat demi mencerdaskan anak bangsa,” ucap Irwan.
Lebih lanjut, Irwan berharap para kepala sekolah dan guru dapat benar-benar memahami serta memanfaatkan rapor pendidikan sebagai bagian dari upaya bersama meningkatkan mutu pendidikan di Kaltara.
“Saya yakin, jika seluruh elemen bergerak bersama—mulai dari pemda, sekolah, hingga para mitra—kita bisa wujudkan pendidikan yang lebih berkualitas, merata, dan berkeadilan,” tegasnya.
Sementara itu, Provincial Manager Inovasi Jakarta, Agus Prayitno, memaparkan bahwa fokus intervensi Inovasi di tahun 2025 meliputi peningkatan literasi dan numerasi berbasis KKG, pendidikan inklusif, penanganan kekerasan di sekolah dasar, dan akses pendidikan di wilayah terpencil.
“Inovasi memfasilitasi 12 KKG melalui 78 fasilitator, terdiri dari 17 fasilitator daerah dan 61 dari gugus,” terang Agus.
Adapun sasaran program mencakup 60 SD dan MI di Pulau Nunukan dan Sebatik. Total penerima manfaatnya meliputi 427 guru dan 7.799 siswa dari dua pulau tersebut. Rinciannya: 233 guru SD dan 15 guru MI di Pulau Nunukan, serta 143 guru SD dan 36 guru MI di Pulau Sebatik. Untuk siswa, terdapat 4.567 siswa SD dan 300 siswa MI di Pulau Nunukan, serta 2.340 siswa SD dan 592 siswa MI di Pulau Sebatik.